Mengenang wafatnya Ratu Zaleha. 24 September 1953 - 24. September 2020
Ratu Zaleha terlahir dengan nama Gusti Zaleha. Lahir di Muara Lawung, Kesultanan Banjar tahun 1880 dan wafat di Banjarmasin pada tanggal 24 September 1953. Beliau adalah puteri dari Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari.
Sebelum ayahnya meninggal, Gusti Zaleha diberi cincin kesultanan dari ayahnya. Sejak itu pula dia menggantikan ayahnya sebagai Sultan dan Pemimpin Perang Tertinggi, lalu diberi gelar Ratu Zaleha. Bersama sang suami, Gusti Muhammad Arsyad, Ratu Zaleha melanjutkan perjuangan ayahnya.
Ratu Zaleha dapat menghimpun kekuatan dari suku-suku Dayak Dusun, Kenyah, Ngaju, Kayan, Siang, Bakumpai, Suku Banjar. Dia berjuang bersama seorang wanita pemuka Dayak Kenyah bernama Bulan Jihad atau Wulan Djihad. Ada juga nama Illen Masidah dan lain-lain.
Penangkapan beliau dilakukan disalah satu pedalaman muara teweh saat berjuang, beliau ditangkap setelah selesai sholat zuhur bersama pejuang lain. Saat itu beliau tidak berdaya, karena senjata yg beliah pakai diranggalkan untuk melaksanakan sholat,beliau diasingkan ke bogor bersama sang suami, Gusti Muhammad Arsyad.
Usai diasingkan di Kampung Empang, Bogor, sang srikandi pejuang dalam Perang Banjar, Ratu Zaleha akhirnya dikembalikan Belanda ke tanah leluhurnya di Banjarmasin.
Pada 24 September 1953, Ratu Zaleha menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang di tengah-tengah keluarga besarnya di Banjarmasin. Jenazahnya dimakamkan di Makam Muslim Komplek Mesjid Jami Banjarmasin, di samping makam kakeknya, yaitu Pangeran Antasari. Makamnya berdampingan dengan makam sang kakek, yaitu Pangeran Antasari, dan neneknya, Ratu Antasari.
Alfatihah....
#ratuzaleha #kesultananbanjar_official #kesultananbanjar #perangbanjar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar